FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Diaspora Muda Sumenep kembali menggelar peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-755 di Jakarta. Acara ini menjadi tradisi tahunan yang telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut. Tahun ini, peringatan tersebut dikemas dalam bentuk nonton bareng (nobar) film dokumenter dan diskusi publik bertema “Dampak Fenomena Warung Madura Terhadap Perkembangan Ekonomi Kabupaten Sumenep.”
Kegiatan berlangsung di Coffeewar, Kemang, Jakarta Selatan, dan dipandu oleh anggota Diaspora Muda Sumenep, Ruli Aprilia.
Tokoh Madura Hadiri Acara Diaspora Muda Sumenep
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh berdarah Madura. Di antaranya, Anggota DPR RI Dapil Madura Eric Hermawan, akademisi UPN Veteran Jakarta Ashiva Misbah, seniman Madura Badrus Zeman, serta pengusaha warung Madura Moh. Musleh.
Turut hadir pula Ketua Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), Haji Rawi.
Kegiatan dibuka oleh Ketua Pelaksana Slamet Raharjo, dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter karya Diaspora Muda Sumenep. Film tersebut menyoroti kisah para pengusaha warung Madura di Jabodetabek, dampak ekonomi yang mereka bawa bagi Kabupaten Sumenep, serta dukungan pemerintah daerah terhadap sektor UMKM.
Film ini juga menampilkan gagasan pemanfaatan jaringan warung Madura sebagai sarana memasarkan produk UMKM Sumenep ke pasar ibu kota.
Digitalisasi Warung Madura Jadi Sorotan
Dalam sesi diskusi, Eric Hermawan membuka dengan penekanan pentingnya digitalisasi warung Madura. Menurutnya, teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat perkembangan usaha.
“Otomatisasi bisa sangat membantu para pelaku warung Madura berkembang lebih cepat,” ujarnya, Minggu (27/10/2024).
Eric juga mengajak generasi muda, terutama Diaspora Muda Sumenep, untuk terus berinovasi dan mendukung kemajuan ekonomi Madura.
Sementara itu, Ashiva Misbah mengapresiasi film dokumenter tersebut. Namun, ia menyoroti isu kesehatan dan pendidikan para pelaku usaha warung Madura yang kerap memilih tidak melanjutkan pendidikan tinggi.
“Pernyataan pelaku usaha dalam film yang mengatakan kuliah tidak penting karena tujuannya hanya mencari kerja, perlu menjadi perhatian,” jelasnya.
Kolaborasi Warung Madura dengan Usaha Kreatif
Seniman Madura, Badrus Zeman, yang juga anggota band Lorjhu’, menilai warung Madura punya potensi besar untuk berkembang lebih kreatif.
“Bagaimana jika warung Madura berkolaborasi dengan usaha lain seperti coffeeshop atau starling (kopi keliling)?,” ujarnya.
Sedangkan Moh. Musleh, pengusaha warung Madura, membagikan kisah suksesnya. Ia menyebut usaha warung Madura telah membantu meningkatkan ekonomi keluarganya di kampung halaman.
“Saya bisa mengirim penghasilan ke keluarga di kampung,” ungkapnya.
IKAMA Serukan Persatuan Masyarakat Madura
Menutup diskusi, Ketua IKAMA Haji Rawi menekankan pentingnya persatuan dan kesejahteraan masyarakat Madura, tanpa memandang asal daerah — baik Bangkalan, Sampang, Pamekasan, maupun Sumenep.
“Saya siap berkorban demi kesejahteraan masyarakat Madura,” tegasnya.
“IKAMA selalu terbuka bagi siapa saja dari Madura, di manapun mereka berada,” tambahnya.
Acara Diaspora Muda Sumenep ini menjadi ajang refleksi dan kolaborasi antargenerasi untuk terus memperkuat identitas dan potensi ekonomi Madura, khususnya melalui peran besar warung Madura yang kini semakin dikenal secara nasional.













