FALIHMEDIA.COM – WhatsApp resmi menghadirkan iklan dalam aplikasinya, tepatnya di fitur Status yang terdapat di tab Updates. Kebijakan ini menjadi sorotan karena dianggap bertentangan dengan prinsip awal para pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton, yang dikenal vokal menolak kehadiran iklan dalam platform komunikasi mereka.
Sebelum WhatsApp diakuisisi oleh Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2014, Koum dan Acton kerap menekankan bahwa iklan bukanlah jalan yang ingin mereka tempuh. Dalam blog resmi WhatsApp tahun 2012, mereka menulis, “Ingat, ketika menyangkut periklanan, Anda penggunalah yang jadi produknya.” Bahkan, Acton menuliskan slogan “Tanpa Iklan! Tanpa Game! Tanpa Gimmick!” yang ditempel di meja kerja Koum sebagai pengingat filosofi aplikasi ini.
Ketegangan antara pendiri dan manajemen Meta mulai muncul ketika muncul wacana menyisipkan iklan bertarget di WhatsApp. Akibatnya, Koum dan Acton memutuskan mundur dari perusahaan pada 2018 karena ketidaksepakatan prinsipil dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg.
“Saya tidak senang dengan iklan bertarget,” ungkap Acton dalam wawancara bersama Forbes tahun 2018.
Setelah melalui beberapa pertimbangan sejak 2020 dan 2023, Meta akhirnya memutuskan untuk menerapkan kebijakan baru ini pada tahun 2025. Namun, WhatsApp menegaskan bahwa iklan hanya akan muncul di tab Status dan tidak akan mengganggu obrolan pribadi pengguna.
Pihak WhatsApp juga memastikan bahwa privasi pengguna tetap menjadi prioritas. Seluruh pesan, panggilan, dan pembaruan status tetap terenkripsi secara end-to-end, sehingga tidak digunakan untuk menentukan jenis iklan yang ditampilkan.
WhatsApp hanya akan menggunakan informasi umum, seperti lokasi kota dan negara, bahasa, kanal yang diikuti, serta interaksi dengan konten untuk menampilkan iklan yang relevan.













