FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan Giligenting dalam beberapa hari terakhir menghambat aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Desa Bringsang menuju Pelabuhan Tanjung Sronggi. Tingginya gelombang laut memaksa sebagian nahkoda menghentikan sementara layanan demi keselamatan para penumpang.
Dampak dari kondisi ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku transportasi laut, tetapi juga memengaruhi roda perekonomian warga, khususnya para pengguna jasa penyeberangan dan pedagang antar pulau.
Salah satu nahkoda perahu, Nisam, menuturkan bahwa keselamatan merupakan prioritas utama dalam pelayaran.
“Saya selalu memantau kondisi gelombang sebelum berlayar. Jika ombak terlalu tinggi, lebih baik menunda atau membatalkan perjalanan demi keamanan,” ujarnya, Kamis (9/6/2022).
Namun demikian, Nisam mengaku tetap siaga dan tidak kehilangan semangat. Saat cuaca mulai membaik dan gelombang mereda, pelayaran tetap dilakukan meskipun jumlah penumpang tidak sebanyak biasanya.
“Terkadang saya hanya menunda waktu keberangkatan. Begitu laut sedikit tenang, kami tetap melayani penyeberangan,” tambahnya.
Menurut Nisam, kondisi cuaca sangat memengaruhi jumlah penumpang. Ketika cuaca cerah, banyak warga Giligenting yang melakukan aktivitas luar pulau, termasuk menuju kota-kota besar seperti Jakarta, Serang, Cirebon, Kalimantan, dan Bali, karena sebagian besar dari mereka merupakan perantau.
“Kalau cuaca cerah, penumpang biasanya ramai. Tapi kalau gelombang tinggi, mereka memilih menunda perjalanan,” pungkasnya.
