FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep) mencetak sejarah baru sebagai rumah sakit pertama di Madura dan kedua di Jawa Timur yang berhasil menerapkan operasi bedah minimal invasif (Minimally Invasive Surgery/MIS).
Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sumenep ini kini juga mampu melakukan operasi dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) pada tumor tiroid atau gondok jinak (non-ganas). Inovasi ini mulai diterapkan sejak Agustus 2024 di Poliklinik Onkologi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, sebagai bentuk peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Terobosan Baru Dunia Medis di Madura
Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, melalui dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk, selaku Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi, menjelaskan bahwa pelaksanaan operasi bedah minimal invasif ini merupakan langkah besar bagi dunia kesehatan di Madura.
“Di Jawa Timur baru ada dua rumah sakit yang melakukan operasi MIS, yakni RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Kami menjadi yang pertama di Madura,” ungkap dr. Husnul Ghaib, Jumat (20/9/2024).
Menurutnya, teknik ini tidak menggunakan pisau bedah dan hanya melibatkan sayatan sangat kecil. Prosedur dilakukan dengan memasukkan elektroda berukuran seperti jarum suntik ke dalam nodul atau tumor tiroid dengan bantuan USG untuk memastikan ketepatan posisi.
“Prosesnya dilakukan lapis demi lapis, setiap satu sentimeter kami lakukan radio frekuensi dengan aliran panas yang mampu membunuh sel-sel tumor hingga terjadi nekrosis atau kematian jaringan,” jelasnya.
Hasil Operasi Lebih Cepat Pulih dan Minim Luka
Setelah prosedur dilakukan, pasien akan dievaluasi melalui USG lanjutan. Meski hasilnya tidak langsung menghilangkan nodul, benjolan akan mengecil secara bertahap hingga menghilang sepenuhnya.
Selain teknik RFA, RSUD dr. H. Moh. Anwar juga mengembangkan metode Vacuum-Assisted Excision Breast Biopsy (VABB) — teknik modern untuk mengangkat tumor payudara jinak dengan sayatan minimal.
“Jika sebelumnya operasi dilakukan dengan irisan sebesar tumor, kini cukup dengan sayatan kecil berdiameter setengah sentimeter yang dipandu USG. Prosesnya menggunakan teknik sedot-irisan hingga jaringan tumor bersih,” tambah dr. Husnul.
Proses Cepat, Aman, dan Gratis dengan BPJS
Keunggulan lain dari metode ini adalah minim risiko, tanpa bekas luka besar, dan waktu pemulihan lebih singkat. Dalam beberapa kasus di luar negeri, prosedur ini bahkan dilakukan tanpa bius total, cukup dengan bius lokal atau istilah masyarakat Madura “dimati rasa”.
Namun, untuk kenyamanan pasien, RSUD Sumenep tetap menggunakan bius ringan, dan pasien umumnya hanya perlu rawat inap satu hari.
“Keuntungan lainnya, secara kosmetik jauh lebih baik karena bekas luka hanya sekitar 2–3 cm, sehingga tidak mengganggu penampilan,” jelasnya.
Lebih membahagiakan lagi, seluruh biaya operasi minimal invasif di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep telah ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan, sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali.
“Atas izin direksi, semua biaya tindakan ini dicover oleh BPJS. Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan terbaik tanpa biaya tambahan,” tutup dr. Husnul Ghaib.
Langkah Nyata Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Dengan penerapan operasi bedah minimal invasif, RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep menegaskan komitmennya untuk menjadi rumah sakit rujukan unggulan di Madura. Inovasi ini diharapkan mampu memperluas akses pelayanan kesehatan modern, memberikan kenyamanan bagi pasien, dan menjadi contoh pengembangan teknologi medis di daerah.













