FALIHMEDIA.COM | SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan pembinaan intensif selama tujuh hari bagi para remaja yang tertangkap dalam aksi sweeping karena terlibat kenakalan remaja, termasuk konsumsi alkohol dan pelanggaran lainnya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa langkah pembinaan akan dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan. Sebelum dimulai, pihaknya akan melakukan dialog terlebih dahulu dengan orang tua para remaja yang terlibat.
“Kalau ternyata anaknya sudah minum alkohol atau terlibat kenakalan lain, saya akan bilang ke orang tuanya, ‘Ini saya bantu didik ya’. Karena sudah melewati batas,” ujar Eri.
Tujuan utama dari program ini adalah mengubah perilaku anak ke arah yang lebih baik melalui pembinaan yang dilakukan penuh dengan kasih sayang, bukan kekerasan.
“Kita diskusikan dengan orang tua. Kenapa anak bisa seperti itu? Apakah orang tua mampu mendidik? Kalau ada yang bilang, ‘Pak, saya titip 6 bulan’, maka akan kami bawa ke asrama Pemkot Surabaya,” jelas Eri.
Ia menegaskan, keputusan pembinaan tidak sepihak dari Pemkot, melainkan hasil diskusi bersama orang tua.
Sementara itu, bagi remaja yang tidak terbukti melakukan kenakalan, mereka akan dipulangkan dan dibina oleh satuan tugas (satgas) kampung masing-masing.
“Satgas kampung, TNI, Polri, LSM, dan komunitas perlindungan anak dan perempuan akan bergerak bersama,” tambahnya.
Eri juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mendukung kebijakan pembatasan jam malam bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun sebagai langkah preventif terhadap kejahatan.
“Pendidikan anak dimulai dari rumah. Orang tua tidak boleh lepas tangan dalam mendidik anaknya,” tutup Eri Cahyadi.