FALIHMEDIA.COM | BOJONEGORO – Sejumlah pengendara sempat dibuat kaget dengan adanya kegiatan pemeriksaan kendaraan bermotor di ruas Jalan Raya Bojonegoro–Dander, Kamis pagi (30/10/2025).
Dari pantauan warga, pemeriksaan dilakukan di dua lokasi, yakni di kawasan Kelurahan Jetak dan di Jalan Munginsidi, tepatnya di selatan pertigaan Pacul menuju SMA Negeri 3 Bojonegoro.
Video dan foto kegiatan tersebut sempat beredar luas di media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengguna jalan. Banyak warga mengira bahwa kegiatan itu merupakan razia penilangan massal oleh pihak kepolisian.
Namun, Kanit Turjawali Satlantas Polres Bojonegoro, Ipda Riki Aminudin, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah operasi penilangan. Ia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan operasi gabungan penertiban pajak kendaraan bermotor dan sosialisasi program pemutihan pajak tahun 2025 yang melibatkan Dispenda dan Jasa Raharja.
“Untuk operasi gabungan beberapa hari terakhir ini tidak ada penilangan. Ini kegiatan bersama Dispenda dan Jasa Raharja, fokusnya penertiban pajak serta sosialisasi pemutihan 2025,” ujar Ipda Riki, Kamis (30/10/2025).
Lebih lanjut, Ipda Riki menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan murni inisiatif Polri, melainkan agenda dari instansi terkait. Polisi hanya berperan dalam pengamanan dan pengaturan lalu lintas agar kegiatan berlangsung tertib dan aman.
“Ini bukan gawe Polri. Kami hanya membantu dari sisi pengamanan. Karena ada personel lalu lintas di lapangan, masyarakat mungkin salah paham dan mengira ini razia penilangan,” jelasnya.
Tujuan utama dari kegiatan gabungan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak kendaraan tepat waktu, sekaligus memberikan informasi kepada wajib pajak agar memanfaatkan program pemutihan pajak kendaraan bermotor 2025.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menertibkan administrasi kendaraan bermotor dan mengurangi potensi pelanggaran lalu lintas di wilayah Bojonegoro.
Satlantas Polres Bojonegoro mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial sebelum ada klarifikasi resmi dari pihak berwenang.
