Pekerja Malam Unggul dalam Tes Kognitif: Temuan Menarik dari Penelitian Terbaru

Ilustrasi Pekerja Malam: Pexels

FALIHMEDIA.COM – Di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat, bekerja hingga larut malam kini menjadi hal yang umum bagi banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa pekerja malam justru memiliki performa kognitif yang lebih baik dibanding mereka yang aktif di pagi hari?

Temuan ini berasal dari penelitian terbaru di Inggris yang dipublikasikan pada 11 Juli 2024 dalam jurnal BMJ Public Health. Studi tersebut mengungkap hubungan menarik antara pola tidur, waktu aktivitas harian, dan kemampuan kognitif seseorang.

Pekerja Malam Tunjukkan Skor Kognitif Lebih Tinggi

Mengutip Hindustan Times, penelitian ini melibatkan lebih dari 26.000 partisipan yang mengikuti berbagai tes kognitif untuk mengukur kemampuan berpikir dan daya ingat.
Hasilnya, individu yang aktif di malam hari menunjukkan skor kognitif yang lebih tinggi dibanding mereka yang memiliki kebiasaan bangun pagi.

Peneliti menemukan bahwa durasi tidur optimal antara 7 hingga 9 jam per malam dapat menjaga fungsi otak tetap baik. Namun, kronotipe seseorang — yaitu kecenderungan alami tubuh untuk aktif di waktu tertentu — juga berpengaruh besar terhadap hasil tes tersebut.

Apa Itu Kronotipe?

Kronotipe adalah manifestasi perilaku dari ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur waktu tidur dan bangun seseorang.
Menurut Feifei Wang, pakar tidur dari Universitas Eötvös Loránd di Budapest, kronotipe dipengaruhi oleh genetika, hormon, gaya hidup, serta kebiasaan sehari-hari.

Ia menjelaskan bahwa kronotipe seseorang bisa berubah seiring bertambahnya usia.

“Anak-anak cenderung menjadi tipe pagi, remaja dan dewasa muda lebih aktif di malam hari, sementara orang dewasa yang lebih tua kembali menjadi tipe pagi,” kata Wang.

Tidak Selalu Buruk untuk Bangun Malam

Meski hasil studi menunjukkan bahwa pekerja malam memiliki performa kognitif lebih tinggi, bukan berarti mereka yang bangun pagi memiliki kemampuan rendah.
Perbedaan ini lebih menggambarkan variasi alami dalam ritme sirkadian manusia, bukan ukuran kemampuan otak secara mutlak.

Peneliti juga menekankan pentingnya menyesuaikan waktu tidur dengan kebutuhan tubuh, karena tidur yang cukup tetap menjadi faktor utama dalam menjaga kesehatan otak.

Dampak Tidur bagi Pelajar dan Produktivitas

Menurut pakar tidur lainnya, Ignacio Estevan, kebiasaan begadang justru dapat berdampak buruk bagi pelajar dan mahasiswa.
Ia menjelaskan bahwa mereka yang memiliki durasi tidur lebih panjang cenderung mendapatkan hasil akademik yang lebih baik.
Hal ini menunjukkan bahwa tidur berkualitas berperan penting dalam pembelajaran dan fungsi kognitif optimal.

Tips Menjaga Kualitas Tidur

Untuk menjaga fungsi otak tetap maksimal, Feifei Wang merekomendasikan beberapa langkah sederhana:

  • Menetapkan jadwal tidur yang teratur setiap hari.

  • Menciptakan lingkungan tidur yang tenang dan gelap.

  • Menghindari kafein dan stimulan di malam hari.

  • Mengurangi paparan cahaya layar sebelum tidur.

Wang menegaskan bahwa pola hidup sehat dan kebiasaan tidur yang baik sejak dini akan berdampak positif pada kesehatan mental dan kognitif di usia lanjut, meski efeknya dapat berbeda pada setiap individu.

Penelitian ini memberikan wawasan baru bahwa pekerja malam tidak selalu identik dengan pola hidup tidak sehat.
Selama menjaga kualitas tidur yang cukup dan seimbang, mereka justru dapat memiliki ketajaman berpikir dan kemampuan kognitif yang tinggi.

Namun, baik tipe pagi maupun malam, keseimbangan antara tidur dan aktivitas tetap menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan otak dan produktivitas.

Baca berita lainnya di Google News dan WhatsApp Channel
atau Telegram Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *