FALIHMEDIA.COM | GILIGENTING – Ahmad Fahrisi merupaka pemuda kelahiran 30 Januari 1995, ia aktif dalam keorganisasian sejak menempati bangku Madrasah Aliyah (MA) sampai saat ini.
Selain itu, setelah menyelesaikan strata S2 nya, ia sempat mengajar di IAIN Madura hingga kemudian terjun ke dunia politik melalui Partai Gelora Muda Indonesia dan menjadi Ketua di wilayah Jawa Timur.
Saat ditanya tentang siapa sebenarnya dirinya, Ahmad Fahrisi mengatakan bahwa dirinya adalah orang biasa yang sama seperti pemuda-pemuda pada umumnya.
“Saya orang biasa yang mencoba menerobos hal-hal yang tidak biasa,” kata Ketum Gelora Muda Indonesia wilayah Jatim, Ahmad Fahrisi, M.Pd, saat di tanya di Podcast Falih Media TV, Minggu (11/6/2023).
Mengenai bidang politik dan Akademisi, jelas Fahrisi ini merupakan sebuah pendalaman tentang pengabdian yang sangat besar.
“Pengabdian yang mendalam dan luas sebenarnya ada di dunia politik, namun bukan berarti saya mengenyampingkan seorang akademisi. Sebab politik tanpa akademisi ya tidak mungkin bisa,” ucapnya.
“Ini merupakan langkah awal saya untuk bisa mengabdi kesesuatu yang lebih besar, yaitu masyarakat,” jelasnya.
Saat di tanya mengenai visi misi yang paling dominan, Fahrisi mengatakan di dunia politik merupakan sebuah lahan pengabdian yang lebih luas.
“Secara sektoral politik merupakan sebuah pengabdian kepada masyarakat yang lebih besar, secara komunal politik itu masuk keranah-ranah itu, makanya saya masuk ke dalam politik,” tegasnya.
Lebih lanjut Fahrisi juga mengatakan bahwa kita sebagai pemuda jangan sampai melek politik, karena pemuda itu merupakan sebuah sel peradaban.
“Untuk itu kita sebagai pemuda harus memperhatikan politik, secara akal sehat. Jika di dalam akademi kita harus mengabdi di dalamnya untuk memperbaiki mutu pendidikan, maka di dalam politik kita wajib mengabdi dan memandang secara komunal dan komprensif,” tuturnya.
Jadi dengan adanya saya di dunia politik, kata Fahrisi semoga bisa membuka pola fikir anak muda untuk melakukan arah perbaikan.
“Jangan sampai kita para anak muda dijadikan contoh konsumsi politik, namun kita harus menjadi satu pelaku yang mencoba menerobos menuju perbaikan itu,” tutupnya.