Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Kepribadian Anak Usia Dini

Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Kepribadian Anak Usia Dini, oleh Muslimatun Nisa, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
FALIHMEDIA.COMAqidah merupakan dasar keyakinan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, membawa ketenangan jiwa, dan menjadi pedoman hidup yang tidak tergoyahkan. Aqidah dalam Islam menjadi fondasi utama ajaran agama yang mengarahkan sikap dan perilaku umat. Sejalan dengan itu, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, yang membentuk perbuatan-perbuatan baik dengan mudah tanpa pertimbangan panjang.Dalam pendidikan agama Islam, pembelajaran aqidah dan akhlak memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian siswa. Pendidikan akhlak bertujuan untuk menciptakan individu dengan karakter mulia, berbudi pekerti luhur, serta memiliki sifat ikhlas, jujur, dan suci dalam berperilaku. Oleh karena itu, pendidikan akhlak menjadi bagian integral dalam pembentukan moral dan etika, yang tidak hanya melibatkan pengetahuan, tetapi juga sikap yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat yang terpatri dalam diri seseorang, yang menghasilkan perbuatan baik tanpa perlu berpikir panjang. Dengan demikian, pendidikan akhlak tidak hanya mencakup teori, tetapi juga pelatihan dalam bentuk tindakan nyata. Dalam pendidikan akhlak, ada dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku manusia: faktor internal (dari dalam diri) dan faktor eksternal (dari lingkungan).

Pendidikan aqidah dan akhlak di sekolah menjadi langkah awal dalam mencetak generasi yang memiliki akhlak yang baik, serta sikap yang positif terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara. Pendidikan agama di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat memegang peranan vital dalam pembentukan karakter siswa.

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan dengan mengajarkan keluarganya terlebih dahulu sebelum menyebarkan ajaran Islam ke masyarakat luas. Pendidikan akidah yang ditanamkan sejak dini dapat membentuk kekuatan batin bagi siswa, yang akan melahirkan sikap positif dan optimis dalam menghadapi masa depan. Siswa yang memiliki aqidah yang kuat akan lebih rajin beribadah, bersikap positif, dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku siswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi batin siswa, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan pengaruh lingkungan sekitar, baik itu keluarga, teman, maupun guru. Dalam hal ini, peran guru sangat penting dalam memberikan contoh teladan yang baik.

Namun, saat ini ada beberapa tantangan dalam pendidikan akhlak, seperti pengaruh teknologi dan informasi yang dapat memengaruhi pola pikir siswa, serta berkurangnya keikhlasan guru dalam mengajar. Oleh karena itu, penting bagi setiap guru untuk menunjukkan keteladanan dalam setiap aspek kehidupan, serta menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak yang baik.

Pendidikan aqidah dan akhlak yang baik tidak hanya membentuk kepribadian siswa, tetapi juga memengaruhi kualitas iman dan karakter mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya.”

 

*Penulis : Muslimatun Nisa, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Redaksi FalihMedia menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan di luar tanggung jawab Redaksi FalihMedia ”.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *