FALIHMEDIA.COM – Konten kreator kedua yang paling banyak diikuti di TikTok, Charli D’Amelio dan saudara perempuannya Dixie telah menghasilkan pundi-pundi uang hingga puluhan juta dolar lewat platform video pendeknya.
Namun sang “ratu” TikTok tidak bisa memastikan sampai kapan dia bisa menyajikan video pendek viral kepada 152 juta pengikutnya. Hal ini karena disahkannya aturan yang mendukung potensi diblokirnya TikTok di AS.
Di tengah isu politik antara AS dan China yang melibatkan TikTok, ia berupaya untuk mempertahankan eksistensinya di platform lain. Upaya terbarunya adalah kemitraan dengan Shopify untuk membawa merek sepatu online keluarganya ke toko fisik.
“Anda harus ingat bahwa media sosial datang dan pergi,” kata D’Amelio dalam sebuah wawancara di D’Amelio Footwear Pop-Up Shopify, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (14/3/2024) kemarin.
“Ada aplikasi baru, ada orang baru, ada tren baru yang menarik. Anda tidak selalu menjadi yang pertama dalam segala hal,” imbuhnya.
Sang “ratu” TikTok dan keluarganya kemudian mengungkap kekhawatiran politik serta keamanan nasional seputar TikTok. Mereka mengatakan para pembuat konten berfokus pada cara lain untuk menjual merek mereka sendiri.
“Memulai sebuah merek … Anda harus menempatkan diri Anda di luar sana,” kata Marc D’Amelio, ayah Charli dan CEO D’Amelio Brands. “Ini seperti roda hamster, dan itu membuat Anda keluar dari situ. Dan Anda tidak terlalu bergantung pada platform ini,” ujarnya.
Komite Pemilihan DPR di Partai Komunis Tiongkok pekan lalu membawa Rancangan Undang-undang yang mengharuskan ByteDance untuk mendivestasikan TikTok atau menghadapi larangan AS.
Dan pada hari Kamis (14/3/2024) kemarin, Badan legislatif Amerika Serikat menyepakati aturan tersebut. TikTok bakal diblokir di Amerika Serikat jika masih berada di bawah kepemilikan perusahaan China.
Reuters melaporkan bahwa isi undang-undang yang disahkan oleh House of Representatives Kongres AS mengharuskan ByteDance, perusahaan China pemilik TikTok, melepas saham mereka di TikTok dengan tenggat 6 bulan ke depan.
Undang-undang disahkan berkat dukungan kedua partai terbesar di AS, yaitu Demokrat dan Republik, dengan perolehan suara 352-65. Namun, regulasi tersebut berpotensi menemui hambatan di Senat AS. Menurut Reuters, sebagian anggota Senat AS memilih pendekatan berbeda soal ancaman TikTok terhadap keamanan nasional AS.