Keutamaan dan Amalan Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan

Ilustrasi Al Quran di Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan (Foto: Pexels)

FALIHMEDIA.COM – Nuzulul Quran merupakan peristiwa yang amat penting dalam sejarah peradaban Islam yang terjadi di bulan suci Ramadhan.

Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW pada malam ke-17 di bulan Ramadhan.

Peristiwa Nuzulul Quran erat hubungannya dengan Lailatul Qadar, yaitu malam penuh kemuliaan dan berkah pada bulan Ramadhan.

Keutamaan Nuzulul Quran yakni untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT.

Kemudian, mengharapkan ampunan dari segala dosa dan mendapat pahala berlipat-lipat.

Untuk mendapat keberkahan, ampunan, dan pahala, ada amalan yang dapat diamalkan pada malam Nuzulul Quran.

Berikut amalan pada malam Nuzulul Quran:

Membaca Al-Quran

Satu di antara amalan malam Nuzulul Quran yakni mengisi waktu dengan membaca Alquran.

Hal ini sesuai sabda Rasullah dalam hadist berikut ini:

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf’,” (HR. At-Tirmidzi).

Shalat malam

Amalan baik yang dianjurkan selanjutnya adalah melakukan salat malam.

Hal ini karena salat malam adalah salat yang paling utama di bulan Ramadhan setelah salat fardhu.

Hal itu sebagaimana hadist berikut ini:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam (HR. Muslim).

Iktikaf

Melaksanakan iktikaf juga menjadi amalan yang dianjurkan ketika malam Nuzulul Quran.

Pada dasarnya iktikaf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membentuk perenungan diri.

Iktikaf berarti juga berzikir kepada Allah SWT.

Pada waktu ini pula Allah SWT membuka pintu mustajab bagi mukminin yang senantiasa berdoa.

Iktikaf dianjurkan selama bulan Ramadhan berlangsung.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut:

“Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim).

Setelah melaksanakan salat malam dan iktikaf, amalan yang juga dapat dikerjakan yaitu memperbanyak zikir.

Melalui zikir, umat muslim akan mengingat Allah SWT guna merenungkan seluruh dosa yang sudah dilakukan di masa lalu.

Saat berzikir, kita juga bisa memanjatkan doa-doa memohon ampunan dan permohonan lainnya.

Malam Lailatul Qadar sebanding pahalanya dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan.

Hal ini diungkapkan di dalam kitab Sahihain melalui Abu Hurairah. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang melakukan qiyam (salat sunat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dan rida Allah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu”.

Allah SWT berfirman, mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang dikhususkan oleh Allah sebagai malam diturunkan-Nya Al-Qur’an di dalamnya.

“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan”. (Al-Qadar: 2-3).

Di malam Nuzulul Quran, malaikat Jibril bersama para Malaikat turun ke Bumi.

Pada malam yang penuh kemuliaan bersamaan turunnya Alquran, para malaikat dipimpin Malaikat Jibril alaihisalam turun ke bumi.

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (QS. Al-Qadar : 4).

Yakni banyak malaikat yang turun di malam kemuliaan ini karena berkahnya yang banyak.

Dan para malaikat turun bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka pun turun ketika Al-Qur’an dibacakan dan mengelilingi halqah-halqah zikir.

Serta meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya.

Malam Nuzulul Quran disebut malam yang penuh keselamatan.

“Untuk mengatur segala urusan” (QS. Al-Qadar : 4).

Mujahid mengatakan bahwa selamatlah malam kemuliaan itu dari semua urusan.

Sa’id ibnu Mansur mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya:

“Malam itu (penuh) kesejahteraan” (QS. Al-Qadar : 5).

Bahwa malam itu penuh keselamatan, setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon