SosBud  

Tradisikan Keilmuan Pesantren, MWC NU Giligenting Ngaji Kitab Kuning Selama Ramadhan 1445 H

Ngaji Kitab Kuning oleh Wakil Rais Syuriah, KH. Abdullah Anwar di Kantor MWC NU Giligenting (Foto: Abd. Rahman)

FALIHMEDIA.COM | GILIGENTING – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep secara istiqomah sejak beberapa tahun silam menggelar kajian kitab kuning.

Kajian yang dilaksanakan di Kantor MWC NU Giligenting, diikuti para pengurus MWC dan pengurus ranting NU se-Giligenting.

“Kitab yang dikaji adalah Safinatun Najah, salah satu kitab yang diajarkan di berbagai pondok pesantren di Indonesia,” kata Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Giligenting, KH. Yahya, S.Ag. M.Pd, Jumat (15/03/2024).

Selain untuk mentradisikan keilmuan pesantren, ujar KH. Yahya juga mempererat tali silaturahim sesama pengurus NU dan segenap warga Nahdliyin.

“Kajian kitab Safinatun Najah ini bertujuan untuk semakin memperdalam pemahaman terkait persoalan sehari-hari sehingga dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” ujar KH. Yahya.

“Kajian kitab Safinatun Najah ini rutin kami laksanakan di Kantor MWC NU Giligenting bersama segenap pengurus, santri dan warga Nahdliyin yang turut serta untuk memperdalam kajiannya terhadap Kitab ini,” imbuh KH. Yahya.

 

Baca juga: Peringati Harlah ke-101 NU, PRNU Lenteng Timur Gandeng Baznas Sumenep Santuni Para Difabel

 

Kajian kitab Kuning ini, jelas KH. Yahya diawali dengan pembacaan kitab Safinatun Najah oleh Wakil Rais Syuriah, KH. Abdullah Anwar dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab seputar tema yang sedang dibahas dalam kitab tersebut.

“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar dan istiqomah. Kegiatan ini merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh ulama NU yang harus dilestarikan dan dilakukan oleh kader-kader NU,” jelas KH. Yahya.

Tidak hanya itu, kata KH. Yahya dalam kajian kitab Safinatun Najah ini juga melakukan pembahasan dan evaluasi program-program terkait MWC NU.

“Kegiatan semacam ini dapat dijadikan sebagai ajang konsolidasi pengurus dan mempererat jalinan tali silaturrahim diantara sesama pengurus dan warga Nahdliyin,” kata KH. Yahya.

Menurut KH. Yahya warga Nahdliyin sangat penting untuk memahami ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu fiqih. Sebab, ilmu fiqih ini erat kaitannya dengan persoalan sehari-hari, seperti thoharoh, sholat, puasa, zakat, haji, dan mawaris.

“Selain untuk memperdalam ilmu fiqih, kajian kitab Safinatun Najah ini diadakan dengan tujuan untuk semakin memperkuat dan melestarikan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh ulama NU dengan harapan semakin berkembang dan istiqomah setiap bulan Ramadhan,” tandas KH. Yahya.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon