FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Kabupaten Sumenep, Madura, mencatatkan laju inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) tertinggi di Jawa Timur pada Desember 2023, yaitu sebesar 5,08%. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 120,82, inflasi Sumenep melampaui rata-rata Jawa Timur sebesar 2,92% dan nasional yang hanya sebesar 2,61%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Candra, SH, MM., menjelaskan bahwa inflasi ini terjadi akibat kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran utama.
“Laju inflasi di Sumenep mencapai 5,08%, tertinggi di delapan kota IHK di Jawa Timur. Sementara itu, kota dengan inflasi terendah adalah Banyuwangi dengan angka 2,15% dan IHK sebesar 114,50,” ujar Candra, Selasa (2/1/2024).
Kelompok pengeluaran yang paling terdampak meliputi:
Makanan, Minuman, dan Tembakau: Inflasi 9,20%.
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya: Inflasi 8,28%.
Pakaian dan Alas Kaki: Inflasi 4,14%.
Kesehatan: Inflasi 2,86%.
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran: Inflasi 2,77%.
Kelompok lainnya juga mencatat inflasi, seperti pendidikan (2,25%), perumahan dan bahan bakar (2,17%), hingga transportasi (0,47%).
Komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi tahunan adalah beras, cabai merah, cabai rawit, emas perhiasan, dan rokok kretek filter.
Selain itu, tingkat inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) Sumenep pada Desember 2023 tercatat sebesar 0,71%, sedangkan tingkat inflasi tahunan (year-to-date/y-to-d) tetap berada di angka 5,08%.
Bupati Sumenep diharapkan dapat merespons situasi ini dengan kebijakan strategis guna menekan laju inflasi dan meringankan beban masyarakat.