FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berinovasi untuk menekan angka inflasi di wilayahnya. Salah satu langkah strategis yang tengah disusun adalah memperbaiki alur distribusi komoditas pertanian langsung dari petani hingga ke tingkat pengecer.
Kepala Bagian Perekonomian Setdakab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, menjelaskan bahwa tingginya biaya distribusi menjadi salah satu faktor utama mahalnya harga komoditas seperti beras, bawang merah, dan cabai rawit di pasaran.
“Ke depan, kami akan hadir langsung dalam pengelolaan distribusi komoditas ini, mulai dari petani hingga pengecer. Tujuannya, menurunkan biaya distribusi sehingga harga jual ke konsumen lebih terjangkau, dan inflasi bisa ditekan,” ungkap Dadang, Senin (8/1/2024).
Langkah strategis lainnya untuk menekan inflasi adalah dengan rutin mengadakan program gerakan pangan murah dan operasi pasar. Selain itu, monitoring dan evaluasi terhadap rantai distribusi pangan terus dilakukan untuk memastikan efisiensi.
Dadang juga memastikan ketersediaan stok pangan di Sumenep hingga Ramadan tetap aman, termasuk komoditas utama seperti beras, bawang merah, minyak goreng, gula pasir, dan cabai.
“Stok beras SPHP dari Bulog mencapai 100 ton, cukup untuk kebutuhan masyarakat hingga Ramadan 1445 Hijriah. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” tambahnya.
Melalui upaya kolaboratif ini, TPID Sumenep optimis dapat menekan inflasi sambil menjaga stabilitas harga pangan di pasar.