Keutamaan dan Amalan di Bulan Sya’ban

Ilustrasi (iStock)

FALIHMEDIA.COM – Bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki banyak keutamaan salah satunya dengan memperbanyak berpuasa.

Kata Sya’ban diambil dari kata Sya’bun yang memiliki arti kelompok atau golongan, karena dulu orang arab pada bulan tersebut berpencar untuk mencari sumber air dan juga mereka berpisah di gua.

Sebagaimana kata Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul-Bari (IV/213), Bab Shaumi Sya’ban:

Di sebut Sya’ban karena dulu orang arab berpencar-pencar mencari air atau di dalam gua-gua setelah bulan Rajab (Al-Haram). Sebab penamaan Sya’ban ini lebih baik dari pada yang sebelumnya. Dan disebutkan sebab lainnya dari yang telah disebutkan.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid rhum bahwasanya dia berkata, Ya Rasulullah, Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di bandingkan dengan bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban, Beliau menjawab, bulan ini adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan dimana amalan-amalan di angkat oleh Allah SWT. Dan saya suka jika amalan ku di angkat oleh Allah dalam keadaan saya sedang berpuasa (HR. an-Nasai no. 2357. Syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan An-Nasai).

Berikut amalan yang bisa dilakukan di bulan Sya’ban sebagaimana Nabi SAW contohkan:

Memperbanyak puasa
Nabi SAW memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban dan tidak seperti beliau berpuasa pada bulan-bulan yang lain.

Artinya : Diriwayatkan dari Aisyah ra bahwasanya dia berkata, Dulu Rasulullah SAW berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi SAW menyempurnakan puasanya dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak dari pada bulan Sya’ban (HR Al-Bukhari no. 1969 dan Muslim 1156/2721).

Begitu pula istri beliau Ummu Salamah ra mengatakan:
Artinya : Saya tidak pernah mendapatkan Nabi SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan (HR An-Nasai no. 2175 dan At-Tirmidzi no. 736. Di-shahih-kan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasai).

Membaca Al-Qur’an
Di anjurkan memperbanyak membaca al-Quran dari awal bulan Sya’ban hingga memasuki bulan Ramadhan, sebagaimana dikatakan Salamah bin Kuhail rahimahumullah;

Dahulu disebutkan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca al-Qur’an), begitu juga yang dilakukan oleh Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau sudah memasuki bulan Sya’ban beliau menutup tokohnya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Qur’an (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 138).

Memperbanyak amalan shalih
Di anjurkan di bulan Sya’ban untuk memperbanyak mengerjakan amalan shalih, sebagaimana dikatakan Abu Bakr al-Balkhi rahimahumullah;

Bulan Rajab merupakan bulan menanam, bulan Sya’ban merupakan bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan merupakan bulan memanen tanaman.

Dan dia juga mengatakan: Perumpamaan bulan Rajab seperti angin, bulan Sya’ban merupakan awan yang membawa hujan dan sedangkan bulan Ramadhan adalah hujan. Dan barang siapa yang tidak menanam dan menyiraminya, bagaimana mungkin akan memanen hasilnya di bulan Ramadhan (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130).

Menjauhi perbuatan syirik dan permusuhan
Nabi SAW menyebutkan bahwa Allah SWT akan mengampuni orang-orang yang tidak berbuat syirik dan orang-orang yang tidak memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya.

Sebagaimana hadist Nabi SAW:
Artinya : Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin (Orang yang memiliki permusuhan dengan saudaranya) (HR Ibnu Majah no. 1390).

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon