FALIHMEDIA.COM – Kemerdekaan Indonesia sudah lama diproklamasikan, namun apakah anak-anak Indonesia benar-benar sudah merdeka? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan mudah. Di tengah-tengah hiruk-pikuk modernisasi dan pembangunan, anak-anak sering kali terabaikan. Mereka dibebani dengan ekspektasi akademis yang tinggi, sistem pendidikan yang masih kaku, dan minimnya ruang untuk berekspresi serta bermain.
Merdeka seharusnya bukan hanya sekadar bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga bebas dalam berpikir, bermimpi, dan mengejar potensi diri. Namun, realitanya, banyak anak yang masih terperangkap dalam siklus kemiskinan, kurangnya akses pendidikan berkualitas, dan perlakuan tidak adil. Kesenjangan antara kota dan desa, serta antara kelas ekonomi, masih begitu nyata.
Peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangatlah krusial dalam memberikan anak-anak hak untuk merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Pendidikan yang inklusif, kesempatan untuk berkreasi, dan dukungan penuh terhadap perkembangan karakter adalah kunci untuk memerdekakan anak-anak kita dari belenggu keterbatasan.
Indonesia yang benar-benar merdeka adalah Indonesia yang memberikan ruang bagi setiap anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensinya, tanpa tekanan dan paksaan. Kini saatnya kita bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita merdeka jika anak-anak kita masih terbelenggu?
*) Oleh: Faiha Ila, Mahasiswi IAIN Madura
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi falihmedia.com