FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Keluarga Besar Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Lenteng Timur menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Hari Santri Nasional, bertempat di Gedung Juang KH Hasyim Asy’ari pada Selasa (24/10/2023) malam.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dengan seluruh banom dan lembaga di lingkungan ranting NU Lenteng Timur.
Tampak dalam pantauan media ini, Rais Syuriah dan Ketua MWCNU Lenteng, Kiai Abd. Mannan Ismaiel dan Kiai Moh. Shaleh Hasan, M. Pd.I. Hadir pula Ketua MUI Kecamatan Lenteng, Kiai Akh. Sudiarso, S.Ag., Baznas Kab. Sumenep, H. Nur Mahmudi.
Selain itu, acara ini dihadiri dari unsur Fatayat NU, Muslimat NU, GP Ansor, IPNU-IPPNU, para santri, serta pengurus dan anggota Ranting NU Lenteng Timur Sumenep Jawa Timur.
Acara sederhana ini berjalan sangat khidmat. Diawali dengan istighasah yang dipimpin oleh Kiai Abd. Mannan Ismaiel, dilanjutkan shalawat nabi dipimpin oleh Kiai Qamaruddin S. Pd.I, dan dilanjutkan shalawat qiyam bersama kelompok hadrah santri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Lenteng Timur. Setelah itu, sambutan Ketua PRNU Lenteng Timur, Sa’ullah, S. P.d.
“Alhamdulillah, walaupun agenda awal tanggal 14 Oktober 2023 sempat tertunda karena ada sesuatu hal, tapi malam ini bisa terlaksana atas dukungan semua pengurus dan anggota NU Lenteng Timur,” kata Ahmad Fawaid, saat dihubungi media ini, setelah acara.
Sementara itu, Ketua MWCNU Lenteng dalam taushiahnya menyampaikan bahwa setiap momentum peringatan Maulid Nabi SAW kita berharap Rahmat Allah SWT.
“Rahmat Allah yang besar itu hendaknya kita menyiapkan diri dulu. Ibaratnya, kita berharap hujan rahmat, maka kita perlu menyiapkan wadah yang sesuai, agar rahmat itu tidak lepas lagi dari kita,” ucap Kiai Shaleh yang merupakan Ketua MWCNu Lenteng dua priode.
Beliau juga menyampaikan, bahwa dengan bershalawat kepada Nabi akan menjadi penolong bagi orang yang membacanya.
“Terkait dengan hari santri, bahwa walaupun hari santri baru diakui sejak 2015 oleh pemerintah, berarti 70 tahun setelah merdeka, kita bersyukur karena perjuangan santri terhadap bangsa dan negara ini sudah jelas dan tak perlu diragukan lagi,” terang Kiai Shaleh.
“Kita sebagai santri harus yakin bahwa guru-guru kita selalu mengawasi perilaku dan terus mendoakan santrinya. Semoga kita tidak hanya mengaku sebagai santri, tapi yang paling penting adalah kita diakui oleh para Kiai kita sebagai santrinya, utamanya Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.