Daerah  

Pelatihan Pemantauan Mangrove di Desa Tanjung: Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Rehabilitasi Ekosistem

IPB University, bekerja sama dengan Pokmaswas Reng Paseser dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB saat Mengadakan Pelatihan Pemantauan Rehabilitasi Mangrove Desa Tanjung di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Keberhasilan rehabilitasi ekosistem mangrove sangat bergantung pada pemantauan yang dilakukan secara konsisten. Peran masyarakat menjadi krusial dalam kegiatan ini karena mereka dapat menjadi pengawas utama perubahan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan tentang ekosistem yang direhabilitasi harus terus diupayakan.

Desa Tanjung di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, baru-baru ini menjadi lokasi pelatihan pemantauan rehabilitasi mangrove.

Acara ini diadakan oleh IPB University, bekerja sama dengan Pokmaswas Reng Paseser dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB.

Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian Program Dosen Pulang Kampung 2024. Dengan dihadiri peserta dari berbagai komunitas lokal dan pihak terkait, acara ini dipandu oleh Dr. Fery Kurniawan dan Dr. Ir. Gatot Yulianto, M.Si., dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam memantau dan mengevaluasi pertumbuhan mangrove. Sebagai bagian dari inisiatif Kampong Karbon Mangrove, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis untuk keberhasilan rehabilitasi dan konservasi melalui partisipasi aktif masyarakat.

Dr. Fery Kurniawan, yang aktif terlibat sebagai peneliti, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam pemantauan mangrove.

“Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teknik pemantauan, tetapi juga bertujuan memberdayakan komunitas lokal agar dapat berperan langsung dalam pelestarian lingkungan mereka. Dengan keterampilan yang tepat, masyarakat bisa lebih efektif dalam memantau keberhasilan rehabilitasi mangrove,” jelasnya, Minggu (4/8/2024).

Ia juga menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dapat meningkatkan efektivitas pemantauan dan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap program pelestarian.

Pelatihan ini menggunakan metode learning by doing, di mana peserta langsung mempraktikkan pengukuran parameter pertumbuhan mangrove. Beberapa parameter yang diukur antara lain jumlah bibit, jumlah daun, tinggi bibit, dan lingkar batang mangrove.

Meski parameter ini hanya sebagian kecil dari seluruh kriteria penilaian keberhasilan rehabilitasi, mereka dipilih karena mudah diterapkan oleh masyarakat dalam pemantauan berbasis komunitas.

Kepala Desa Tanjung, Ibu Peni Kumalasari, menyampaikan terima kasihnya atas dukungan IPB University.

“Pelestarian mangrove membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang baik, dan pelatihan ini memperkuat kemampuan kami dalam mengevaluasi pertumbuhan mangrove,” ujarnya.

Santoso, anggota Pokmaswas Reng Paseser, menambahkan bahwa sebelumnya mereka telah melakukan penanaman dan pembibitan, namun membutuhkan pengetahuan lebih dalam terkait metode pemantauan.

“Dengan keterampilan baru ini, kami berharap dapat lebih aktif dan efektif dalam memantau pertumbuhan mangrove dan berkontribusi pada pelestarian ekosistem,” katanya.

Pelatihan ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Pokmaswas Reng Paseser, IPB University, dan Pemerintah Desa Tanjung untuk meningkatkan kapasitas lokal dan memastikan keberhasilan program rehabilitasi mangrove di Desa Tanjung. Keberhasilan program ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di Madura dan berkontribusi pada konservasi mangrove secara nasional.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon