FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Sumenep adalah kabupaten di Madura yang terkenal dengan kekayaan seni, budaya, dan wisata religiusnya. Salah satu destinasi religi yang ikonik adalah Makam Syekh Ahmad Baidhowi, yang juga dikenal sebagai Asta Katandur.
Makam ini terletak di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep, hanya sekitar 2 km dari pusat kota. Meski berada di tengah kota, lokasi makam ini cukup tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kendaraan, memberikan suasana nyaman bagi para peziarah.
Syekh Ahmad Baidhowi, yang dijuluki Pangeran Katandur, adalah seorang ulama besar sekaligus cucu dari Sunan Kudus. Keistimewaannya sebagai penyebar agama Islam terletak pada metode dakwahnya yang unik, yaitu melalui bidang pertanian.
Menurut Hud Al Alydrus, juru kunci Asta Katandur, Pangeran Katandur kerap mengajarkan teknik bercocok tanam yang baik kepada para petani.
“Pertanian adalah media dakwah beliau. Beliau sering memberi petunjuk kepada petani tentang cara bercocok tanam yang benar,” ungkap Hud.
Karena keahliannya di bidang pertanian, masyarakat memberi julukan “Katandur,” yang dalam bahasa Jawa berarti “menanam.” Salah satu karomah yang dipercaya masyarakat adalah kemampuan Pangeran Katandur untuk membuat tanaman berbuah sebelum musim panen tiba.
Asta Katandur menjadi salah satu tujuan wisata religi favorit di Sumenep. Kompleks makam yang rindang dengan pepohonan tinggi ini biasanya ramai dikunjungi peziarah, terutama dari luar daerah. Selama bulan Ramadan, peziarah ramai datang pada malam Jumat, malam Selasa, atau malam-malam ganjil, bahkan banyak yang menginap untuk beribadah.
Keunikan makam ini, yang menyimpan sejarah dan kekeramatan, menjadikannya sebagai destinasi religius yang tak hanya menarik bagi peziarah, tetapi juga wisatawan yang ingin mengeksplorasi kekayaan budaya Sumenep.