FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Dalam rangka memperingati Hari Santri 2024, Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Sumenep melaksanakan program labelisasi masjid dan silaturahmi kemasjidan yang bertempat di Sekretariat MWCNU Manding.
Program ini bertujuan untuk memperkuat identitas masjid di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dengan menandai aset-aset masjid menggunakan simbol-simbol khas NU. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan mempererat hubungan antara pengurus masjid dan warga untuk bersinergi dalam pengembangan masjid sebagai pusat ibadah dan pemberdayaan masyarakat.
Ketua LTM PCNU Sumenep, K. Wakid Nurussalam, mengungkapkan bahwa labelisasi masjid merupakan inisiatif untuk memperjelas identitas masjid yang berada di bawah naungan NU.
“Gerakan ini diharapkan menjadi langkah kolektif di semua tingkatan NU, agar seluruh aset dapat terjaga dengan baik,” jelasnya, pada Sabtu (26/10/2024).
Program labelisasi ini dilakukan dengan memberikan jam dinding bernuansa khas NU di sejumlah masjid yang berada di MWCNU Manding sebagai simbol identitas.
Acara ini dihadiri oleh takmir masjid, guru ngaji, remaja masjid, serta perwakilan lembaga dan badan otonom (banom) yang bernaung di lingkungan MWCNU Manding.
Ketua MWCNU Manding, K. Rudi Hartono, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dipilihnya wilayah Manding sebagai lokasi awal program labelisasi masjid.
“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan ini, dan berharap program ini bisa memberikan manfaat besar bagi perkembangan masjid NU di Manding,” ungkapnya dengan antusias.
Sementara itu, Ketua PCNU Sumenep, KH Panji Taufik, dalam arahannya menyebut bahwa labelisasi masjid adalah langkah penting untuk menjaga dan mengamankan aset NU.
“Setelah program ini, kita perlu memastikan masjid dapat memberikan pelayanan optimal bagi jamaah, dan berfungsi sebagai pusat ibadah serta pengembangan masyarakat, seperti di zaman Nabi Muhammad,” ujarnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang hangat terkait peran masjid di masyarakat dan strategi pengembangannya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan umat.