FALIHMEDIA.COM | JAKARTA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, semakin gencar mempromosikan program Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara. Dalam wawancara dengan Channel News Asia (CNA), ia menyoroti peran strategis Jawa Timur dalam ketahanan pangan nasional, industri manufaktur, serta sebagai pusat distribusi utama di Indonesia.
Jawa Timur terus mempertahankan statusnya sebagai provinsi dengan produksi padi tertinggi di Indonesia.
“Pada tahun 2024, produksi beras mencapai 5,33 juta ton, meskipun mengalami sedikit penurunan dari 2023 akibat dampak El Niño,” ujarnya, Jumat (31/1/2025).
Pemerintah pusat menargetkan Indonesia bebas impor beras pada 2025, dengan produksi nasional ditargetkan mencapai 32 juta ton. Khofifah optimistis bahwa Jawa Timur, yang selalu surplus beras, dapat berkontribusi besar dalam pencapaian target ini.
“Untuk mendukung ketahanan pangan, program Jatim Agro hadir dengan inisiatif seperti Youth Agrifuture Hub untuk mendorong petani muda serta Jatim Agro-Hub (Lumbung Pangan) guna menjamin ketersediaan pangan. Luas tanam padi diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 hektare pada Maret 2025, didukung mekanisasi pertanian di berbagai daerah seperti Ponorogo dan Bangkalan,” katanya.
Selain padi, Jawa Timur juga unggul dalam produksi jagung, kedelai, sayuran, dan buah-buahan. Di sektor peternakan, Jatim memimpin dengan populasi 5,07 juta ekor sapi potong (27,24% nasional) dan 314.385 ekor sapi perah.
Untuk mendukung swasembada sapi potong dan perah, inovasi seperti inseminasi buatan dan transfer embrio terus dikembangkan. Selain itu, Jatim siap menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan dukungan APBD senilai Rp 400 miliar untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak.
“Selain sektor pertanian dan peternakan, Jawa Timur juga mencatat pencapaian luar biasa di sektor industri manufaktur. Pada 2024, kontribusi manufaktur Jatim mencapai 35%, melampaui target nasional yang ditetapkan 30% pada 2045,” tuturnya.
Jatim memiliki tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berperan besar dalam pertumbuhan industri:
KEK Gresik: Berfokus pada teknologi dan manufaktur, termasuk investasi smelter PT Freeport senilai USD 3 miliar.
KEK Singhasari (Malang): Berorientasi pada ekonomi digital.
KEK Industri Halal (Sidoarjo): Mengembangkan industri halal berbasis ekspor.
Kabupaten Bangkalan juga mengajukan permohonan KEK baru, menunjukkan tingginya minat daerah terhadap pengembangan industri.
Jawa Timur semakin meneguhkan posisinya sebagai pusat industri dan investasi, terbukti dengan keberhasilan KEK Gresik menarik realisasi investasi Rp 33,4 triliun (50,6% dari total KEK nasional).
“Sebagai hub logistik utama di Indonesia, Jawa Timur memainkan peran vital dalam distribusi barang ke Indonesia Timur. Dari 32 jalur tol laut, 27 rute berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dengan Jatim sebagai pemasok 80% logistik ke kawasan timur Indonesia,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan efisiensi distribusi, program Trans Laut Jatim akan mengembangkan pelabuhan guna memperlancar arus barang ke dalam dan luar negeri. Langkah ini akan semakin mengukuhkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara yang menghubungkan wilayah barat dan timur Indonesia.
“Dengan ketahanan pangan yang kuat, sektor manufaktur yang berkembang pesat, serta infrastruktur logistik yang terus diperkuat, Jawa Timur siap menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional,” tandas Khofifah Indar Parawansa.