Inovasi Penanaman Mangrove dengan Metode SiTampan: Upaya IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser

Institut Pertanian Bogor (IPB) University bekerja sama dengan Pokmaswas Reng Paseser memprakarsai metode penanaman mangrove terbaru yang dikenal sebagai SiTampan (Foto: Abd. Rahman)

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Institut Pertanian Bogor (IPB) University bekerja sama dengan Pokmaswas Reng Paseser memprakarsai metode penanaman mangrove terbaru yang dikenal sebagai “SiTampan”. Inisiatif ini merupakan bagian dari program Dosen Pulang Kampung Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh IPB University.

Program ini meliputi peluncuran produk teh mangrove, evaluasi preferensi rasa dan warna teh tersebut, serta penanaman mangrove dengan metode baru, termasuk pelatihan pemantauan mangrove yang telah ditanam. Dr. Fery Kurniawan, S.Kel., M.Si., dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan dan peneliti senior di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University, memimpin kegiatan ini di Pantai Kundang Wetan, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Tanjung, guru SDN 1 Tanjung, Pokmaswas Reng Paseser, dan tokoh masyarakat setempat.

Pada sore hari, anggota Pokmaswas dan masyarakat sekitar dengan antusias menanam 560 bibit Rhizopora stylosa menggunakan metode SiTampan, yang merupakan kependekan dari sistem tanam pancang berumpun. Metode ini mengombinasikan teknik tanam mangrove pancang dengan metode rumpun.

Dr. Fery Kurniawan menyatakan bahwa metode ini masih dalam tahap uji coba, dengan harapan dapat menangkap sedimen dan nutrisi lebih efektif dibandingkan metode lain.

“Selain itu, SiTampan diharapkan dapat berfungsi sebagai Alat Penghalang Ombak (APO) alami berkat pola tanam yang bergerombol dan rapat, memberikan perlindungan ekstra terhadap gelombang dan arus pantai. Metode ini juga diharapkan dapat diterapkan pada pantai-pantai dengan kondisi yang lebih ekstrem,” katanya, Rabu (7/8/2024).

Fadlillah, yang juga dikenal sebagai Fadel dan menjabat sebagai sekretaris Pokmaswas Reng Paseser, menjelaskan bahwa SiTampan merupakan metode kelima yang dikembangkan di Kundang Wetan.

“Metode tanam bergerombol menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional yang dilakukan satu per satu,” jelas Fadel.

Metode SiTampan lahir dari kolaborasi antara IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser. Metode ini dirancang untuk mengatasi tantangan gelombang kuat dan minimnya unsur hara di wilayah penanaman, yang didominasi oleh substrat patahan karang berlumpur.

“Dengan menangkap lebih banyak sedimen, diharapkan unsur hara akan meningkat, mempercepat pertumbuhan bibit mangrove,” ucap Fadel.

Robba Fahrisy Darus, yang mengawasi aspek teknis penanaman, menyatakan bahwa metode ini akan dievaluasi pertumbuhannya dan kekuatannya sebagai bagian dari percobaan ilmiah.

“Setiap pancang terdiri dari jumlah mangrove berbeda: lima, sepuluh, dan lima belas mangrove per pancang,” jelasnya.

Masyarakat sekitar antusias mencoba metode SiTampan ini, mengingat banyaknya bambu bekas rakit rumput laut dan sampah di area penanaman yang sebelumnya merusak mangrove. Mereka berharap SiTampan dapat berfungsi sebagai alat penahan gelombang dan perangkap sedimen.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon