FALIHMEDIA.COM | GILIGENTING – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai diikuti lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok, salah satunya telur ayam yang kini Rp. 32.000 per kilogram.
Dampak kenaikan harga telur ayam dirasakan oleh sejumlah pedagang kecil, yang menggunakan telur ayam sebagai bahan baku dagangan.
Mereka harus berusaha keras untuk mensiasati agar dagangan mereka tetap diminati masyarakat namun tetap mendapat keuntungan.
Keluhan ini dirasakan oleh Ibu Yayan salah satu pedagang telur di Pasar Tradisional Anyar Desa Aenganyar Kecamatan Giligenting, ia mengaku kenaikan harga telur ayam yang kini menembus harga 32 ribu rupiah per kilogramnya.
“Akibat naiknya BBM otomatis semua barang-barang beranjak naik yang semula sebelum BBM naik harga per kilogramnya Rp. 30.000 saat ini naik hingga Rp. 32. 000 per kilogram, hal ini mengakibatkan omzet menurun dan pembelipun berkurang,” kata Ibu Yayan, Jumat (9/9/2022).
Ibu Yayan yang sehari-hari berjualan di pasar Anyar biasanya membawa telur 30 susun dan habis dalam jangka waktu 3 sampai 4 hari, namun setelah BBM naik baru habis hingga satu minggu bahkan lebih.
“Saya biasanya membawa 30 susun telur kepasar dan selama 3 sampai 4 hari sudah habis, namun setelah adanya kenaikan BBM telur yang 30 susun baru habis selama satu minggu bahkan lebih,” ujarnya.
Ibu Yayan berharap agar pemerintah cepat menstabilkan harga pokok dan mencarikan solusi agar dampak kenaikan BBM masyarakat kecil bisa terbantu.
“Meskipun persediaan telur melimpah, jika harganya tetap melambung daya pembeli akan tetap menurun,” pungkasnya.