Hadiri Lepas Pisah SDN Jate Gili Raje, Kadisdik Agus Jelaskan 3 Kebutuhan Anak

Acara lepas pisah siswa kelas akhir SDN Jate, Gili Raja, dihadiri oleh Kabid Pendidikan, Dinas Pendidikan Sumenep, dan pejabat setempat. Kegiatan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, alumni, dan masyarakat untuk mendukung pendidikan (Foto: Helly Z)

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Sekolah Dasar (SD) Negeri Jate, Pulau Gili Raja, Kecamatan Giligenting menggelar lepas pisah bareng alumni dan wali murid.

Kegiatan tersebut dihadiri Kabid Pendidikan Sekolah Dasar Disdik Ardiansyah, Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Sumenep (DPKS) Busri, Camat Giligenting Abd. Said, Kapolsek Giligenting, Danramil, Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko, dan sejumlah pejabat lain di lingkungan Pemkab Sumenep.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep Agus Dwi Saputra dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi lembaga pendidikan dengan para alumni, wali murid dan warga sekolah lainnya. Sebab, tanpa adanya kolaborasi sulit bisa melaksanakan suatu kegiatan dengan maksimal, seperti yang dilaksanakan SDN Jate.

“Lepas pisah siswa kelas akhir SDN Jate ini, benar-benar luar biasa sesuai yang disampaikan panitia, bahwa kegiatan apapun tidak bisa dilaksanakan sendiri tanpa berkolaborasi dengan lingkungan dan warga sekitar,” ungkap Agus Dwi Saputra, Selasa (20/06/2023).

Bahkan, menurutnya, SDN Jate merupakan sekolah yang luar biasa, karena dari 600-san SD se-Kabupaten Sumenep, hanya 30 sekolah yang masuk sekolah penggerak. Salah satunya SDN Jate. Kenapa bisa masuk sekolah penggerak, tentunya karena kepala sekolahnya yang dinilai luar biasa.

“Dikatakan luar biasa karena, untuk masuk kepada tahapan sekolah penggerak, yang diasesmen adalah individu kepala sekolah. Bukan muridnya, bukan sarpasnya, dan bukan yang lain, tetapi individu kepala sekolah. Jadi, siswa yang masuk di SDN Jate, akan luar biasa,” tandasnya.

Karenanya, menurut Agus, wali murid tidak perlu khawatir bila menyekolahkan anaknya di SDN Jate yang masuk Program Sekolah Penggerak (PSP) dan telah melaksanakan Proyek Pembuatan Profil Pelajar Pancasila (P5), karena mau tidak mau harus menggunakan kurikulum merdeka.

Lebih lanjut Agus menegaskan, proyeksi kebutuhan untuk anak didik terdapat tiga hal utama dan mendasar, pertama karakter akhlak dan kinerja. Kedua kompetensi, selain ilmu pengatahuan anak didik juga dituntut lebih kreatif, inovatif dan bisa berkolaborasi. Kemudian ketiga literasi, anak-anak dituntut memiliki kecakapan dalam mengelola di bidang informasi.

“Jadi wali murid sangat beruntung putra-putrinya bisa sekolah di SDN Jate. Buktinya, lembaga sekolah sekarang bisa berkolaborasi dengan para alumni, wali murid danmasyarakat sekitar,” tegasnya.

Sementara, Kepala SDN Jate, Matniwan, menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut menyukseskan lepas pisah siswa kelas akhir.

Siswa yang ikut lepas pisah atau siswa yang bakal segera menjadi alumni itu, pada tahun ini sebanyak 8 siswa. Sedangkan siswa baru yang akan masuk di sekolah tersebut sebanyak 15 siswa.

“Anak-anak ini adalah aset kita. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama. Orang tua diharapkan tetap bisa berperan aktif, karena anak-anak lebih banyak waktunya dengan orang tuanya. Makanya, kami selalu berkolaborasi dan berkoordinasi dengan para orang tua siswa, wali murid dan komite sekolah,” paparnya.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *