FALIHMEDIA.COM – Baru-baru ini lini masa media sosial sedang diramaikan dengan pemberitaan terkait dengan rabies yang menyebabkan penderitanya takut dengan air dan cahaya.
Salah satu akun warganet yang turut menyebutkan hal serupa adalah akun Twitter ini.
“Rabies penyakit menular yg blm ada obatnya nder, gejala awalnya bisa dari hilang kendali atas badan sendiri (jalan meleyot, ngang ngong gitu) trus makin parah ditandai dengan takut air, takut sinar, dll. Emang separah itu, ada yg minum doang aja sampe kejang” Sakit takutnya,” tulisnya.
“Itu si adeknya udah parah. kalau muncul gejala takut air, takut cahaya kemungkinan selamatnya kecil, rata-rata meninggal,” kata akun ini.
Lantas, mengapa penderita rabies bisa takut dengan air dan cahaya sebagaimana dilansir Falihmedia.com, Senin (19/6/2023) dari laman Kompas.com, berikut penjelasannya.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rabies di mana virus tersebut dapat menyerang sistem saraf.
Umumnya, virus rabies berasal dari hewan pembawa rabies, seperti anjing, monyet, dan kucing (paling banyak kasusnya adalah berasal dari anjing), yang kemudian ditularkan kepada manusia melalui gigitan.
“Jadi mengapa orang yang terkena rabies bisa takut air dan cahaya, karena virus rabies itu akan membuat neuron menjadi inflamasi yang kemudian secara perlahan virus itu akan sampai ke susunan saraf pusat,” ujarnya.
Apabila virus rabies sudah mulai menyebar dan menjangkiti sistem saraf, maka terjadilah inflamasi di susunan saraf pusat tersebut. Neuron dikenal juga sebagai sel saraf yang bertugas untuk mengirim dan menerima sinyal dari otak.
Lebih lanjut, Andi mengungkapkan, beberapa saraf pusat yang terganggu fungsinya, termasuk bagaimana mereka (saraf) dalam mempersepsikan cahaya dan juga bagaimana responsnya dengan sentuhan terhadap air yang berakibat pada hydrophobia.
“Pada akhirnya virus rabies itu nantinya juga akan menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala, seperti takut sinar, air, angin, dan sebagainya,” kata dia.
Virus rabies bila sudah menyebar, maka cepat atau lambat dapat membuat otot menjadi lumpuh. Hal ini juga akan berpengaruh pada rasa sakit yang dirasakan penderita saat menelan cairan, termasuk air liur, disebabkan oleh ketidakmampuan otot yang bertanggung jawab untuk mengontrol aktivitas menelan.
Terdapat empat stadium rabies yang menyerang manusia, yakni gejala awal atau stadium prodromal, stadium rangsangan, stadium gila, dan stadium lumpuh.
Gejala awal rabies pada manusia
Tanda-tanda rabies pada tahap awal penyakit dapat berupa:
Badan lemas
Lesu atau tidak bertenaga
Tidak nafsu makan
Susah tidur
Demam atau suhu tubuh naik
Muntah
Sakit kepala parah
Sakit tenggorokan
Mual-mual.
Gejala rabies pada manusia saat stadium rangsangan
Pada stadium rangsangan atau sensoris, ciri-ciri rabies pada manusia antara lain:
Luka bekas gigitan terasa nyeri disertai panas dan kesemutan
Cemas atau gelisah berlebihan
Reaksi berlebihan ketika ada rangsangan seperti cahaya, suara, atau gerakan.
Gejala rabies pada manusia saat stadium gila
Memasuki stadium ketiga atau dikenal dengan stadium gila, penderita rabies bisa mengalami beberapa hal ini:
Berteriak-teriak
Menjambak-jambak rambut
Lari-lari atau lompat-lompat tanpa sebab
Takut air
Takut cahaya
Takut suara
Takut angin
Produksi air liur berlebih jadi mengiler
Banyak berkeringat
Sering kencing
Air mata banyak yang ke luar tanpa sebab.
Gejala rabies pada manusia saat stadium lumpuh
Ketika sudah memasuki stadium akhir atau tahap lumpuh, penderita rabies biasanya mengalami tanda penyakit seperti:
Mulut menganga
Lumpuh, biasanya mulai dari kaki
Sesak napas karena otot-otot pernapasan juga lumpuh.
Perlu diingat, penderita penyakit anjing gila bisa meninggal 4-6 hari setelah gejala awal rabies muncul.
Untuk itu penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah kematian akibat penyakit ini.