FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Abdul Kifli, M.Pd, seorang pengawas sekolah jenjang SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, telah mengabdi dengan penuh dedikasi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Meskipun usia pensiun sudah di depan mata, mantan Guru dan Kepala Sekolah SMPN 1 Sumenep ini tetap menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati, termasuk di daerah terpencil seperti Pulau Sapeken dan Masalembu, yang termasuk kategori daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Di usianya yang ke-57, Abdul Kifli masih bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengawas, membina dan mendampingi proses pembelajaran di sekolah-sekolah binaannya di dua pulau terjauh Kabupaten Sumenep. Ia berharap adanya regulasi khusus dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) untuk mendukung para ASN yang bertugas di daerah 3T.
“Menjalankan tugas di wilayah ini tidak hanya menuntut semangat, tetapi juga keberanian menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan keterbatasan sarana,” ujarnya, Kamis (12/9/2024).
Kifli baru-baru ini dianugerahi penghargaan Satyalancana Karya Satya oleh Presiden Republik Indonesia atas pengabdiannya selama 30 tahun, yang diserahkan langsung oleh Bupati Sumenep, Dr. Achmad Fauzi Wongsojudo, MH, di Pendopo Agung Keraton Sumenep.
Selama bertahun-tahun mengabdi di dunia pendidikan, Abdul Kifli telah melalui berbagai suka dan duka. Menurutnya, bertugas di daerah 3T memerlukan ketahanan fisik dan mental yang kuat, karena perjalanan ke lokasi tugas kadang memakan waktu hingga berhari-hari. Meski penuh tantangan, ia tetap berkomitmen untuk mencerdaskan anak bangsa di wilayah terpencil.
“Saya bercita-cita agar akses pendidikan berkualitas bisa dinikmati seluruh anak-anak Indonesia, tanpa terkecuali di daerah terpencil. Tidak boleh ada perbedaan kualitas pendidikan antara perkotaan dan pedesaan,” tambahnya.
Perlu diketahui, Kabupaten Sumenep yang terletak di ujung timur Pulau Madura memiliki wilayah kepulauan dengan 27 kecamatan, 7 di antaranya berada di kepulauan. Pulau Sapeken di ujung timur dan Pulau Masalembu di utara termasuk wilayah dengan akses minim dan risiko tinggi, terutama dari segi transportasi dan infrastruktur.