FALIHMEDIA.COM | GILIGENTING – Takmir Masjid Baiturrahmah, KH. Zuhdi Salim menekankan untuk meningkatkan amalan-amalan Sunnah, di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang rutin digelar setiap tahunnya dimulai sejak pukul 06.20 sampai 07.30 WIB, di Masjid Baiturrahmah Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep.
“Peringatan Maulid Nabi merupakan peringatan yang diwariskan oleh ulama terdahulu Ahlussunnah wal jamaah, untuk itu kita wajib mempertahankannya,” tegas Takmir Masjid Baiturrahmah, KH. Zuhdi Salim yang juga rois surya MWC NU Giligenting dalam tausiyahnya. Kamis (28/9/2023).
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, jelas KH. Zuhdi merupakan acara rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin Ahlussunnah wal jamaah untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah.
“Ada dalil, ada dawuh ulama tentang Maulid, sebagaimana hadis yang artinya ‘Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi SAW merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik, yang mengandung banyak manfaat dan faidah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar. Oleh karena itu dianjurkan dalam syara dengan serangkaian pelaksanaannya’,” jelasnya.
“Sebuah riwayat menceritakan, uang yang dibacakan maulid dan dikumpulkan dengan uang yang tidak dibacakan maka akan menjadi barokah,” sambungnya.
Untuk itu, kata KH. Zuhdi bunga atau buah-buahan yang telah dibacakan maulid, jangan sampai disia-siakan, karna bunga atau buah akan membawa barokah.
“Hal yang terpenting dalam peringatan maulid di pagi hari ini, kita bersama-sama meningkatkan dalam mengerjakan sunnah-sunah Nabi, dari hal yang kecil tapi membawa dampak yang luar biasa, seperti halnya minum dengan duduk,” katanya.
Lebih lanjut KH. Zuhdi mengatakan bahwa dalam suatu riwayat menceritakan ada tiga kategori orang yang tidak akan melihat wajah Rasulullah ketika di padang mahzar kelak.
“Ada tiga kelompok orang yang tidak akan melihat wajah Rasulullah, yang pertama orang yang durhaka kepada kedua orang tua. Untuk itu ajari anak-anak kita semua, sebab diakhir zaman ini akhlak semakin merosot. Yang kedua meninggalkan sunnah. Mari sama-sama kita berpegang pada sunnah Rasulullah SAW dengan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dan yang ketiga tidak pernah membaca shalawat, untuk itu kita membiasakan membaca shalawat minimal 100X setiap selesai shalat,” ujarnya.
Kh. Zuhdi juga berharap dengan adanya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dimampukan mengamalkan sunnah dan meningkatkan ibadah wajib.
“Semoga kita semua bisa mengerjakan itu semua berkah maulid pada pagi ini,” tandasnya.