FALIHMEDIA.COM | BANGKALAN – Bagi pecinta kuliner tradisional Madura, Tajhin Sobih adalah nama yang tidak asing. Kuliner khas ini kerap menarik perhatian warga Bangkalan, terutama saat pagi hari ketika para pedagang menjajakan dagangannya di pinggir jalan.
Tajhin Sobih, yang berarti “bubur dari Sobih” dalam Bahasa Madura, adalah sajian tradisional yang memiliki tekstur lembut seperti bubur sumsum. Namun, yang membuatnya unik adalah tambahan cenil berkuah coklat yang manis, menciptakan cita rasa berbeda dari bubur lainnya.
Disajikan menggunakan daun pisang sebagai wadah, Tajhin Sobih memiliki nuansa tradisional yang kental. Setiap porsi dihargai sekitar Rp 5.000, menjadikannya pilihan sarapan yang terjangkau dan lezat. Penjual biasanya memulai aktivitasnya sejak pukul 05.30 WIB, menjajakan makanan ini di pasar tradisional atau di sepanjang jalan menggunakan gheddeng, anyaman bambu khas Madura.
Tajhin Sobih bukan hanya makanan, melainkan juga bagian dari identitas budaya Madura. Hidangan ini menjadi simbol warisan kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi. Banyak masyarakat lokal yang menjadikan Tajhin Sobih sebagai sarapan favorit karena rasanya yang autentik dan kehangatan tradisi yang dibawanya.
Bagi wisatawan atau pecinta kuliner, mencicipi Tajhin Sobih adalah cara sempurna untuk merasakan budaya Madura yang khas. Dengan cita rasa manis dan lembutnya, makanan ini menghadirkan pengalaman kuliner yang sulit dilupakan.
Di tengah perkembangan zaman, Tajhin Sobih tetap bertahan sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat Bangkalan. Para pedagang, yang mayoritas adalah ibu-ibu, menjaga tradisi ini dengan menjualnya menggunakan cara tradisional, yakni menggendong dagangan mereka sambil berkeliling.
Bagi Anda yang berkunjung ke Bangkalan, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Tajhin Sobih, kuliner sederhana yang kaya akan rasa dan sejarah.
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
