Pengenalan Budidaya Maggot BSF di SMPN 2 Ambunten untuk Pemanfaatan Limbah Organik

Serma Juniarto sedang memberikan edukasi budidaya maggot BSF kepada siswa dan guru SMPN 2 Ambunten di Makodim 0827/Sumenep, Sabtu (15/02/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan pemanfaatan limbah organik sebagai pakan ternak yang bernilai ekonomis

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Bati Tuud Koramil 0827/02 Kalianget, Serma Juniarto, memperkenalkan budidaya maggot larva Black Soldier Fly (BSF) kepada siswa dan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ambunten di Makodim 0827/Sumenep. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi pemanfaatan limbah organik dapur sebagai pakan maggot, yang memiliki potensi ekonomis sekaligus ramah lingkungan.

Serma Juniarto, yang juga dikenal sebagai pembudidaya maggot, menjelaskan bahwa tujuan utama dari sosialisasi ini adalah memberikan edukasi tentang pemanfaatan limbah organik rumah tangga.

“Budidaya maggot dapat membantu mengurangi sampah organik karena maggot mampu mengonversi sampah menjadi protein dengan cepat dan lebih higienis,” ungkapnya, Sabtu (15/2/2025).

Selain mengenalkan konsep dasarnya, edukasi juga mencakup teknik pengembangbiakan maggot, proses pembesaran, hingga strategi pemasaran.

Serma Juniarto menekankan bahwa budidaya maggot memiliki nilai ekonomis tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ikan, terutama lele, berkat kandungan proteinnya yang tinggi.

“Harapan kami generasi muda lebih peduli lingkungan dan memanfaatkan sampah organik menjadi peluang bisnis dengan budidaya maggot. Ini bisa menjadi alternatif pakan ternak yang murah dan bergizi tinggi,” tambahnya.

Salah satu guru SMPN 2 Ambunten, Dewi, menyatakan ketertarikannya pada budidaya maggot.

“Kami ingin mengetahui proses budidaya maggot, mulai dari telur hingga menjadi pakan ternak. Kebetulan sekolah kami memiliki ternak lele, sehingga maggot bisa menjadi alternatif pakan yang ekonomis,” tuturnya.

Dewi juga berencana mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) binaannya untuk turut serta dalam budidaya maggot.

“Kami melihat potensi ekonomi dari maggot ini, terutama sebagai alternatif pakan ternak lele dan unggas lainnya. Kami akan mensosialisasikan hal ini di sekolah dan komunitas kami,” ujarnya dengan antusias.

Dengan adanya edukasi ini, diharapkan generasi muda dan masyarakat sekitar lebih peduli pada lingkungan serta mampu mengelola sampah organik secara produktif dan ekonomis.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *