MMD di Aengbaja Kenek Bahas Penanggulangan Masalah Kesehatan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Balai Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, membahas penanggulangan masalah kesehatan dengan melibatkan tenaga medis Puskesmas Bluto dan masyarakat setempat (Foto: Abdul Hadi - KIM Darma Bhakti)

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Berlokasi di pendopo Balai Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilaksanakan untuk merumuskan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi warga setempat.

Kegiatan ini dihadiri oleh tenaga medis dari Puskesmas Bluto, yaitu Sumiatun, A.Md Keb, Aminah Raudatul Jannah, S.KM, Yuswaningsih, A.Md Keb, dan Ana Wulandari, A.Md Kep. Hadir pula unsur masyarakat seperti anggota PKK, perangkat desa, BPD, KIM, dan karang taruna.

Aminah Raudatul Jannah, S.KM, menuturkan tujuan utama MMD adalah merencanakan solusi terhadap masalah kesehatan yang teridentifikasi melalui survei mawas diri yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Bluto.

“Melalui MMD ini, kami ingin menyusun rencana penanggulangan masalah kesehatan di Desa Aengbaja Kenek berdasarkan hasil survei mawas diri,” ujarnya pada Senin (17/2/25).

“Puskesmas Bluto menyediakan layanan kesehatan berupa akupuntur dan menjadi satu-satunya puskesmas di Kabupaten Sumenep yang menawarkan layanan tersebut,” tambah Ina.

Sementara itu, Sumiatun selaku Bidan Koordinasi (Bikor) mengungkapkan bahwa upaya pencegahan masalah kesehatan di desa dilakukan dengan memanfaatkan potensi lokal, seperti sosialisasi kepada berbagai kelompok masyarakat.

“Dalam survei mawas diri (SMD), kami menemukan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk mencegahnya, kami memanfaatkan potensi yang ada di Desa Aengbaja Kenek, misalnya melalui sosialisasi agar masyarakat semakin sadar pentingnya kesehatan,” jelasnya.

Sumiatun berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan serta membantu dalam penyusunan rencana penanggulangannya di lingkungan masing-masing.

Ditempat yang sama, Ana Wulandari memaparkan bahwa hasil survei mawas diri mencakup data mengenai penyakit menular dan tidak menular.

“Selain itu pola makan, penggunaan jamban, pengelolaan sampah, pemberantasan sarang nyamuk, hingga penggunaan rokok aktif di lingkungan keluarga juga menjadi perhatian dalam melakukan mawas diri,” ungkapnya.

Musyawarah yang dimulai pukul 09.15 WIB ini dipandu oleh Chairul Anam sebagai MC, dilanjutkan dengan musyawarah bersama, sesi tanya jawab, dan diakhiri dengan doa penutup yang dibacakan oleh A Hadi Firdaus pada pukul 11.15 WIB.

  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber falihmedia.com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *