FALIHMEDIACOM | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan sikap tegas terhadap aksi pemotongan uang kompensasi milik sopir angkot oleh sejumlah oknum dari Dinas Perhubungan (Dishub), Organda, dan KKSU di Kabupaten Bogor.
Dedi menegaskan bahwa ia tidak mentoleransi segala bentuk premanisme, terutama yang merugikan rakyat kecil. Menurutnya, pemotongan uang kompensasi senilai Rp200 ribu tersebut sangat memberatkan para sopir angkot, yang seharusnya menerima dana penuh dari program bantuan selama musim mudik Lebaran 1446 H.
“Saya ingin tindakan premanisme seperti ini dihentikan. Proses hukum harus berjalan agar menjadi pelajaran bagi semua pihak,” ujar Dedi dalam video pernyataan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Lebih lanjut, Dedi menyebutkan bahwa uang sebesar Rp200 ribu sangat berarti bagi keluarga sopir angkot. Dengan nominal tersebut, mereka bisa mencukupi kebutuhan makan selama empat hari. “Ibu-ibu mereka biasa masak dengan Rp50 ribu per hari,” tambahnya.
Dedi juga menyampaikan bahwa ia akan mengganti langsung uang yang disunat dari para sopir angkot. Meskipun proses hukum tetap berjalan, pengembalian dana dari kantong pribadinya dianggap sebagai bentuk keadilan.
“Kalau uang itu tidak kembali dari pelaku, maka saya yang mengganti. Tapi proses hukum tetap berjalan. Ini bentuk keadilan yang sesungguhnya,” ucapnya.
Sebagai informasi, Dedi telah menyalurkan bantuan kompensasi sebesar Rp3 juta kepada para sopir angkot, penarik becak, kusir delman, dan pengemudi ojek. Bantuan tersebut diberikan agar mereka tidak beroperasi sementara waktu demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran. Kompensasi itu dibagi dalam dua tahap: uang tunai Rp1 juta dan paket sembako senilai Rp500 ribu sebelum Lebaran, serta sisanya setelah Lebaran.
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
