FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Cuaca ekstrem terus melanda Jawa Timur, khususnya Kabupaten Sumenep, Madura. Hujan deras yang berkepanjangan mengakibatkan banjir di berbagai kawasan, sementara gelombang tinggi semakin membahayakan aktivitas pelayaran dan nelayan setempat.
Kepala BMKG Kalianget yang baru, Ari Widjajanto, menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh fenomena atmosfer global, yaitu Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby. Kedua fenomena ini mengaktifkan monsun Asia serta angin baratan, yang menyebabkan curah hujan tinggi dan kondisi laut yang tidak stabil.
“Kondisi atmosfer yang tidak menentu membuat pola hujan lebih ekstrem dari biasanya. Zona hujan yang sebelumnya diprediksi bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dinamika atmosfer,” ujar Ari pada Rabu (30/1/2025).
Curah hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir menyebabkan sistem drainase tidak mampu menampung debit air, sehingga banjir melanda beberapa wilayah. Selain itu, angin kencang dan gelombang laut yang tinggi semakin memperburuk situasi, mengancam keselamatan para nelayan dan pengguna transportasi laut.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam menjaga kebersihan drainase guna mencegah genangan air yang dapat meluas menjadi banjir.
“Kami juga mengingatkan nelayan dan pengguna transportasi laut untuk selalu memantau informasi cuaca serta ketinggian gelombang sebelum melaut. Keselamatan harus selalu diutamakan,” tegas Ari.
BMKG Kalianget juga mengajak masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca melalui kanal resmi mereka agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat.
“Dengan kesiapsiagaan yang baik, kita bisa mengurangi dampak buruk akibat cuaca ekstrem,” pungkasnya.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem dalam beberapa hari ke depan, seluruh pihak diimbau untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari risiko bencana.