Sains  

Potensi La Nina 2024-2025: Dampak Cuaca Ekstrem dan Langkah Mitigasi yang Perlu Diketahui

Ilustrasi fenomena La Nina, hujan deras, dan potensi bencana alam seperti banjir serta longsor yang dipicu oleh curah hujan ekstrem selama musim hujan (Foto: Pexels)

FALIHMEDIA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan adanya potensi fenomena La Nina yang diperkirakan akan terjadi pada periode November 2024 hingga Maret 2025, di tengah musim hujan saat ini. Meskipun status El Nino Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kondisi normal dengan indeks Nino 3,4 sebesar -0,64, potensi La Nina tetap perlu diwaspadai oleh masyarakat.

La Nina merupakan fenomena penurunan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik tropis, yang berdampak pada perubahan pola cuaca global. Tanda-tanda La Nina sering ditandai dengan peningkatan kecepatan angin dan curah hujan yang lebih tinggi. Diprediksi, La Nina tahun ini tidak akan sekuat fenomena La Nina sebelumnya, namun tetap berpotensi menyebabkan gangguan cuaca yang signifikan.

Menurut Basyar Ihsan Arijuddin, S.S., M.Sc., ahli hidrologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dampak dari La Nina ini bisa meliputi hujan deras, angin kencang, hingga potensi hujan petir yang lebih sering terjadi, terutama pada pergantian musim. Curah hujan diperkirakan akan meningkat 20-40% lebih tinggi dari biasanya, yang meningkatkan risiko terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor.

Banjir dan Longsor: Ancaman yang Perlu Diwaspadai

Potensi banjir menjadi salah satu ancaman utama, terutama di daerah padat penduduk, kawasan sekitar sungai, dan daerah yang mengalami penggundulan hutan. Dengan meningkatnya curah hujan, debit air akan lebih banyak, yang dapat memicu banjir jika saluran air atau sungai tidak mampu menampungnya. Begitu pula dengan daerah yang sudah terdegradasi karena penggundulan hutan, yang memperburuk risiko tanah longsor.

Basyar menambahkan, meskipun La Nina berpotensi menimbulkan badai, siklon tropis umumnya jarang terjadi di Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa. Namun, ekor siklon tropis yang terbentuk di wilayah subtropis seperti Filipina atau Taiwan bisa saja memberikan dampak cuaca ekstrem di beberapa bagian Indonesia.

Langkah Mitigasi untuk Mengurangi Risiko

Untuk mengurangi dampak buruk dari fenomena La Nina, masyarakat dan pemerintah diharapkan untuk melakukan langkah-langkah mitigasi yang sederhana namun efektif. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan saluran air dan gorong-gorong agar tidak tersumbat sampah yang bisa memperburuk potensi banjir.

Selain itu, penting untuk melakukan reboisasi dan penghijauan, khususnya di kawasan yang rawan longsor. Penanaman pohon yang sesuai dengan fungsi konservasi akan membantu menahan erosi dan memperbaiki daya serap air tanah.

Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan risiko bencana alam dapat diminimalisir, dan masyarakat bisa lebih siap menghadapi dampak La Nina yang mungkin terjadi pada musim hujan tahun ini.

Exit mobile version