FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilaporkan mulai menyerang sapi di Kabupaten Sumenep, Madura. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat mencatat 17 sapi yang terkena penyakit ini sejak November hingga Desember 2024.
“Kami menerima laporan dari petugas di lapangan bahwa ada 17 sapi warga yang positif terkena PMK,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, drh. Zulfa, Rabu (18/12/2024).
Menurutnya, seluruh sapi yang terinfeksi telah mendapatkan penanganan intensif, termasuk isolasi untuk mencegah penyebaran ke hewan lain.
“Kami meminta pemilik sapi yang terserang PMK agar tidak mencampurkannya dengan sapi sehat. Hal ini sangat penting untuk mencegah penularan,” tambah Zulfa.
Zulfa menjelaskan, sebagian besar sapi yang terinfeksi merupakan hewan yang baru masuk ke Sumenep dari luar daerah.
“Sapi-sapi ini diduga sudah membawa virus PMK sebelum tiba di Sumenep. Namun, semuanya telah ditangani dengan baik, sehingga saat ini tidak ada kasus lanjutan,” terangnya.
Kasus PMK ini juga telah dilaporkan melalui aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKNAS) untuk dokumentasi dan pemantauan lebih lanjut.
Sumenep dikenal sebagai wilayah dengan populasi sapi potong tertinggi di Jawa Timur. Berdasarkan data, pada 2023 populasi sapi potong di kabupaten ini mencapai 383.577 ekor, sementara pada 2024 jumlahnya tercatat 270.139 ekor.
Tiga kecamatan dengan populasi sapi tertinggi di Sumenep adalah Kecamatan Batuputih, Nonggunong, dan Gayam. Kecamatan Nonggunong dan Gayam sendiri berada di Pulau Sepudi, yang dikenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi di wilayah ini.