Pasangan FINAL Nomor 01 Serap Aspirasi Pedagang Pasar Anom, Soroti Masalah Retribusi dan Desain Pasar

KH. Ali Fikri bersama KH. Muh. Unais Ali Hisyam menyerap aspirasi pedagang di Pasar Anom, Sumenep, mendengarkan keluhan terkait retribusi dan desain pasar

FALIHMEDIA.COM | SUMENEP – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep nomor urut 01, KH. Ali Fikri dan KH. Muh. Unais Ali Hisyam, yang dikenal dengan sebutan FINAL, mengunjungi Pasar Anom untuk mendengar langsung aspirasi para pedagang. Pasar Anom merupakan pasar terbesar di Sumenep, dan kunjungan ini bertujuan memahami kendala yang dihadapi para pedagang selama berjualan.

Pasangan FINAL menerima berbagai masukan, mulai dari pengelolaan pasar, kenaikan retribusi, hingga harga jual yang sering tidak menguntungkan bagi pedagang. Salah satu pedagang, H. Mujib dari Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-Guluk, menyampaikan keluhannya tentang kenaikan retribusi bulanan yang mencapai 100 persen, dari Rp 11 ribu menjadi Rp 22 ribu.

“Kami berharap retribusi dikembalikan ke tarif sebelumnya, karena kenaikan ini sangat membebani kami,” ungkapnya, Selasa (5/11/2024).

Selain itu, Mujib juga mengeluhkan penurunan jumlah pengunjung sejak dipasangnya portal di pasar. Pengunjung harus membayar biaya masuk di samping biaya parkir, yang dianggap memberatkan.

“Dengan adanya portal, jumlah pengunjung menurun,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Edi Barri dari Desa Dungkek, yang menegaskan bahwa biaya portal seharusnya dihapus, dan cukup dengan tarif parkir saja.

“Pengunjung jadi berpikir dua kali untuk masuk,” tegas Edi.

KH. Ali Fikri menyoroti pentingnya revitalisasi pasar tradisional agar tetap kompetitif di tengah maraknya platform belanja online. Menurutnya, dukungan nyata dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga pasar tradisional sebagai pusat ekonomi masyarakat.

“Butuh keberpihakan dan komitmen politik yang jelas,” ujar Mas Kiai, sapaan akrab KH. Ali Fikri.

Ia juga menilai desain Pasar Anom perlu perbaikan, berdasarkan keluhan pedagang.

“Pedagang ikan dan daging mengeluhkan lokasi mereka yang pengap dan kurang ventilasi, ini harus diperhatikan dalam desain ulang pasar,” kata Mas Kiai.

Ia menambahkan bahwa bangunan baru di pasar tersebut juga tidak memenuhi kebutuhan pedagang.

“Bangunan baru sudah selesai, tetapi belum maksimal pemanfaatannya,” tandasnya.

KH. Ali Fikri, ulama muda dari Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, menegaskan bahwa aspirasi pedagang akan menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan jika terpilih.

Exit mobile version