Cara Ajarkan Anak Untuk Mencintai Rasulullah Sejak Dini

Ilustrasi (Foto: Pexels)

FALIHMEDIA.COM  – Mendidik anak merupakan suatu tantangan tersendiri bagi setiap orang tua. Selain mengajarkan pengetahuan umum, anak juga perlu diajarkan tentang ilmu agama Islam termasuk juga bagaimana mengenal dan mencintai Nabi Muhammad SAW.

Memiliki anak yang mencintai Rasulullah sejak dini adalah anugerah bagi orang tua. Karena pada dasarnya setiap anak muslim harus mencintai Rasulullah. Tapi kebanyakan orang tua bingung harus memulainya dari mana agar mereka bisa mengerti soal itu.

Dilansir Falihmedia.com , Jumat (17/6/2022) dari laman Republika.co.id , ada banyak cara mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak. Konselor asal New York Aisyah Muhammad menjelaskan bahwa ada banyak buku untuk anak-anak termasuk Kisah Alquran dan Sirah Nabawi untuk anak-anak yang dapat dibacakan untuk anak-anak sesuai dengan tingkatan usia anak.

“Anak-anak menyukai cerita dan membaca. Kemudian membahasnya tidak hanya menumbuhkan kecintaan pada Nabi Muhammad SAW tetapi juga mengembangkan kecintaan membaca pada mereka, serta menyediakan waktu untuk ikatan antara orang tua dan anak,”ujarnya.

Sebelum waktu bercerita, orang tua dapat bertanya kepada anak-anak tentang cerita apa yang ingin mereka dengar. Kemudian libatkan mereka melalui pertanyaan dan gambar karena ini membuat anak-anak menjadi bagian aktif dari proses daripada hanya pendengar.

Kembangkan cara-cara inovatif berdasarkan usia dan minat mereka untuk secara aktif melibatkan mereka di level mereka. Bagi anak yang lebih besar mungkin orang tua ingin membagi waktu mengajar lebih fokus, terutama jika mereka mengajukan banyak pertanyaan karena mereka berada pada tahap perkembangan yang berbeda dari usia anak balita.

Namun, penting bagi anak balita untuk tetap ikut serta di dalamnya sebanyak mungkin. Karena ini akan membentuk kebiasaan yang baik serta menciptakan dasar pengetahuan di usia muda, yang nantinya akan berubah menjadi apresiasi dalam beberapa tahun.

Yang terpenting adalah berdoa kepada Allah SWT sebelum melakukan aktivitas apa pun, agar anak-anak mendapatkan berkah, cinta, dan pengetahuan dari upaya orang tua.

Cara lain untuk menanamkan cinta kepada Nabi adalah dengan duduk di meja dan memiliki kertas bertuliskan huruf Arab, krayon, dan buku panduan kehidupan dan perjalanan Nabi (SAW). Mulailah dengan membahas kelahiran dan lokasi Nabi (SAW) dan menandainya di atas kertas.

Mulailah berbicara tentang kehidupan Nabi (SAW) dan mintalah anak-anak berpartisipasi dalam mewarnai peta hidupnya, menandai peristiwa-peristiwa. Ini akan mencakup tempat dia tinggal, melakukan perjalanan, dan peristiwa penting lainnya.

Memutar video kisah nabi juga merupakan cara untuk mengajari anak-anak tentang Nabi. Ada banyak video kisah bagus untuk anak-anak kemudian orang tua dapat menjeda video dan mengajukan pertanyaan kepada anak-anak yang berkaitan dengan video yang didengar.

Ini bisa dikaitkan dengan perasaan ketika orang tua melahirkan anaknya. Sehingga tercipta pengalaman yang lebih nyata dan hidup.

Kemudian cara lain adalah mengajak anak untuk salat subuh berjemaah bersama orang tua. Ajari mereka untuk berzikir dan membaca bagian terakhir dari surah Al-Imran sebelum salat subuh dan menjelaskan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad melakukan ini dan kompensasi.

“Meskipun mungkin ada sedikit kegelisahan dan kelelahan pada awalnya karena bangun lebih awal, ada baiknya mengajari mereka saat mereka masih muda, karena seiring bertambahnya usia mereka akan menjadi terbiasa untuk melakukan hal ini,”ujar dia.

Menanamkan kecintaan pada bacaan dan zikir adalah bagian dari menanamkan kecintaan kepada Nabi (SAW) karena ini adalah hal-hal yang juga disukainya. Juga ajari mereka adab Nabi lainnya seperti saat makan, tidur, masuk rumah dan sebagainya. Dengan mengajarkan mereka sunah Rasulullah sama dengan orang tua yang sedang mengajarkan cinta mereka kepada Nabinya.

 

 

 

Redaksi FalihMedia menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan di luar tanggung jawab Redaksi FalihMedia ”.

Exit mobile version